Masjid Jami' Al-Juman (Bogor)
Masjid Jami' Al-Juman مسجد جامع الجمان | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Provinsi | Jawa Barat |
Lokasi | |
Lokasi | Jalan Gang Aut, Bondongan, Kec. Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat 16131 |
Munisipalitas | Bogor |
Negara | Indonesia |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Jawa Kuno |
Peletakan batu pertama | 271 m² |
Rampung | 1963 |
Spesifikasi | |
Kapasitas | 150 Jemaah |
Kubah | - |
Diameter luar kubah | - |
Menara | 1 |
Tinggi menara | 60 meter |
Masjid Jami' Al-Juman (bahasa Arab: مسجد جامع الجمان) adalah sebuah masjid yang terletak di Kompleks Kehutanan, Kota Bogor. Masjid Jami' Al-Juman (sering disingkat menjadi "Al-Juman" saja) berdiri sejak tahun 1963, dan hingga saat ini telah beberapa kali direnovasi.[1]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Bab atau bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. |
Sejarah Awal
[sunting | sunting sumber]Kegiatan pengajian di kompleks perumahan Bondongan Selatan dirintis pada tahun 1957 oleh 30 warga muda dengan mengadakan pengajian dari rumah ke rumah warga komplek sambil bersilaturahim. Keinginan memiliki tempat khusus untuk beribadah bermula pada awal tahun 1958. Saat itu masyarakat menginginkan didirikannya masjid atau langgar berukuran 7 x 5 meter di komplek ini. Dinas pada waktu itu menyediakan bantuan advis dan gambar. Salah satu penggeraknya yaitu Raden Moch. Iljas juga ikut serta dalam pembuatan gambar dengan backgroundnya sebagai lulusan teknik sipil.
Terdesak oleh keperluan yang semakin meningkat, warga muslim komplek dalam rapat di rumah Sdr. Juswa pada tanggal 6 Agustus 1963 membentuk panitia pembangunan masjid jami yang dinamakan "Panitia 9". Panitia 9 yang pada awalnya bermodal anggaran Rp 53.000, 00 (pada tahun 1963) sumbangan dari lima warga, pada tanggal 16 September 1963 mengajukan permohonan izin mendirikan masjid jami berukuran 8 x 6 meter kepada Wali kota Kepala Daerah Kota Praja Bogor. Tanah untuk bangunan ini sudah mendapat izin penggunaannya dari Kepala Jawatan Kehutanan Basjarudin. Dana pembangunan masjid ini diperoleh dari swadaya warga komplek.
Sejalan dengan perkembangan jumlah warga komplek dan peragaman jenis kegiatan ibadah, luas bangunan masjid juga dikembangkan. Dalam laporan kepada Dewan Masjid Indonesia Kotamadya Bogor tahun 1987, luas bangunan masjid adalah 200 m2 dengan jumlah jamaah pada salat Jumat sebanyak 450 orang. Selanjutnya pada tahun 1988 dibentuk Panitia Perbaikan Masjid untuk menggarap bagian muka masjid dan selanjutnya juga perbaikan bagian-bagian yang rusak, terutama atap. Panitia ini dipimpin oleh Ketua Dewan Keluarga Masjid (DKM) Al-Juman H. Hidayat Kusumahnagara.
Pada awalnya, pemakaian masjid adalah untuk salat berjamaah dan pengajian pria dewasa. Ibu-ibu komplek kemudian melakukan pengajian-pengajian dan turut serta salat berjemaah pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Adapun kegiatan belajar baca-tulis bagi anak-anak baru dimulai pada tahun 1982.
Menilik besarnya jumlah anak-anak yang memerlukan pendidikan agama Islam, pada tahun 1984 diresmikan pendirian Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) dan Taman Pendidikan Alquran (TPA) Al-Juman, di mana jumlah siswa pada tahun tersebut adalah sebanyak 70 orang. Dengan kepala sekolahnya Raden Moch. Ilyas. Jumlah ini bertambah tiap-tiap tahun, sehingga sejak tahun 1991 selalu lebih dari 200 siswa. Mulai Tahun Ajaran 1990/1991, kegiatan pendidikan agama Islam ini diperluas bagi anak-anak pra-sekolah dengan didirikannya Taman Kanak-kanak (TK) dan Raudhatul Athfal (RA) Al-Juman.
Jumlah siswa saat itu disesuaikan dengan daya tampung fasilitas ruangan, bukan atas dasar jumlah pendaftaran. Sejak awal pembukaan MDA, TPA, TK, dan RA, para siswa sebagian besar adalah dari luar komplek. Dengan diresmikannya gedung khusus Madrasah Al-Juman pada tahun 1995, maka sebagian besar kegiatan pendidikan anak-anak dilakukan di gedung khusus madrasah yang terletak sekitar 100 meter dari Masjid Jami’ Al-Juman.
Kian hari, Masjid Jami Al-Juman menjadi pusat kegiatan beragam ibadah bagi semua umur. Pemakainya tidak lagi terbatas pada warga komplek, melainkan sudah meluas ke luar komplek. Perluasan pemakaian ini dipicu oleh pembuatan jalan raya melintasi sisi masjid yang menghubungkan Jalan Suryakencana dengan Jalan Pahlawan (Bondongan) dan pelebaran Jalan Pahlawan. Pembuatan jalan tembus dan pelebaran jalan itu ternyata memicu perkembangan lebih lanjut berupa kemudahan akses ke Masjid Al-Juman serta pertumbuhan lalu-lintas angkutan maupun pertambahan lapangan kerja karena meningkatnya usaha pertokoan dan industri di sepanjang Jalan Pahlawan.
Letaknya yang strategis di sisi jalan ramai ditambah dengan tersedianya sisi jalan di dalam komplek yang cukup luas untuk memarkirkan kendaraan, telah menarik jamaah berkendaraan mobil, baik mobil pribadi, mobil dinas, maupun angkutan kota, untuk turut serta menjadi jamaah pada saat salat Jumat. Dengan melimpahnya tambahan jamaah itu, jumlah jamaah salat Jumat jauh melebihi kapasitas sekitar 400 orang.
Renovasi dan masa kini
[sunting | sunting sumber]Setelah selesai direnovasi pada tahun 1998, bangunan Masjid Jami Al-Juman saat ini terdiri atas dua lantai dengan total luas 271 m2. Jumlah ini lebih luas sekitar 33% dari luas lantai sebelum renovasi. Di belakang masjid tersedia halaman untuk taman, sehingga memperindah lingkungan masjid. Halaman ini juga dapat berfungsi sebagai cadangan ruangan salat jika terjadi luapan jumlah jamaah pada saat salat hari raya. Menara masjid terletak di bagian kanan depan masjid yang berfungsi untuk memperkeras suara azan. Pelaksana pembangunan dan renovasi Masjid Al-Juman Bogor adalah Panitia Renovasi Masjid Al-Juman yang dibentuk oleh Yayasan Al-Juman Bogor.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "DKM Masjid Jami' Al-Juman". dkm.or.id. Diakses tanggal 2022-02-18.